Menganalisis Karya Dengan Menggunakan Teori Mimesis dan Significant Form
Nama : Ferza Juniantara Rabbani
NPM : 202246500702
Kelas : R3J
Menganalisis Tiga Karya
1. Extacy - by Life Inside
Pada karya ini terlihat bahwa objek pada gambar ini merupakan wajah seorang manusia yang sedang berekspresi. Dan oleh karena itu karya ini sangat terlihat dengan jelas merupakan hasil dari imitasi wujud asli seorang manusia. Oleh karena itu karya ini termasuk dalam teori mimesis.
Teori Significant Form :
Walaupun karya ini termasuk dalam teori mimesis, tetapi jika dilihat dari sudut pandang teori significant form, dalam karya tersebut tertuang warna yang padu dan visual ekspresi yang seolah olah menunjukkan tidak hanya satu ekspresi, tetapi lebih. Sehingga itu dapat memainkan perasaan orang yang melihatnya.
2. Nostalgia - by Preslav Kostov
Teori Mimesis :
Dalam karya ini juga menunjukkan seorang manusia yang memakai kacamata dan sedang menoleh kesamping, dan karena itu juga karya ini juga merupakan imitasi dari wujud asli seorang manusia. Dan karya ini juga bisa dibilang masuk dalam teori mimesis.
Teori Significant Form :
Tetapi walau karya ini merupakan imitasi dari wujud asli seorang manusia, jika dilihat dari sudut pandang teori significant form, karya ini menggunakan warna yang dominan gelap,disertai dengan visual seseorang yang menoleh ke samping. Seperti mengekspresikan tentang masa lalu yang kelam.
3. Le theatre des autres - by hic ec nunc
Teori Mimesis :
Walau karya ini terlihat seperti termasuk dalam teori mimesis, tetapi tidak secara keseluruhan bagian dari karya ini mengimitasi dari wujud asli manusia. Hanya bagian badan dan tangan yang sangat terlihat jelas, walaupun setengah dari bagian wajah juga merupakan imitasi dari wujud asli manusia.
Teori Significant Form :
Dari segi visual karya ini juga dapat dikatakan termasuk dalam teori significant form,walaupun visual karya tersebut seperti seorang manusia yang sedang merokok, tetapi dalam bagian karya tersebut juga memberikan visual untaian tali yang menyebar. Seolah karya tersebut menjelaskan pikiran seorang manusia yang tidak dapat menetap atau tenang.